Contoh Pembelajaran Sains Untuk Anak PAUD
Contoh Pembelajaran Sains Untuk Anak PAUD | tamanPAUD.com
Pembelajaran sains pada usia TK lebih ditekankan pada proses daripada produk. Proses sains ini disebut metode ilmiah yang secara garis besar meliputi : Observasi, problem solving, melakukan percobaan dan analisa data serta mengambil kesimpulan.
Tujuan pembelajaran sains bagi anak usia dini adalah sebagai berikut :
1. Mengenal Gerak :
2. Mengenal Benda Cair :
3. Mengenal Timbangan (Neraca) :
RAMBU-RAMBU KEGIATAN SAINS UNTUK ANAK
Jadi, sains dan matematika sebenarnya dapat diperkenalkan kepada anak sejak usia dini. Tentu dengan memperhatikan cara dan bahasa penyampaiannya, serta disesuaikan dengan umur dan perkembangan si anak.
Berikut ini merupakan rambu-rambu yang dapat menjadi acuan dalam pembelajaran sains :
Pembelajaran sains pada usia TK lebih ditekankan pada proses daripada produk. Proses sains ini disebut metode ilmiah yang secara garis besar meliputi : Observasi, problem solving, melakukan percobaan dan analisa data serta mengambil kesimpulan.
Sains juga mengembangkan kemampuan pada anak yaitu :
- Spiritual yaitu rasa syukur dan memuji keagungan Tuhan
- Observasi,
berlatih menggunakan seluruh inderanya untuk mengenal nama benda,bagian
bagian dan memberi nama bagian serta fungsinya
- Klasifikasi, berlatih mengelompokkan benda berdasarkan ciri ciri tertentu
- Pengukuran
- Menggunakan bilangan
- Rasa empati terhadap benda yang diteliti seperti hewan
- Intrapersonal, merefleksikan kemampuan berpikir dalam proses belajar seperti penguasaan teknologi.
TUJUAN PEMBELAJARAN SAINS UNTUK PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Ada beberapa pandangan ilmuwan terhadap pendidikan dan pembelajaran sains menyatakan bahwa tujuan pendidikan sains sejalan dengan kurikulum sekolah, yakni mengembangkan anak secara utuh baik aspek domain kognitif, aspek afektif maupun aspek psikomotor anak (Abruscato, 1928).Tujuan pembelajaran sains bagi anak usia dini adalah sebagai berikut :
1.
Agar anak-anak memiliki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya
melalui penggunaan metode sains, sehingga anak-anak terbantu dan menjadi
terampil dalam menyelesaikan berbagai hal yang dihadapinya.
2. Agar
anak memiliki sikap ilmiah. Hal-hal yang mendasar, misalnya : tidak
cepat-cepat dalam mengambil keputusan, dapat melihat sesuatu dari
berbagai sudut pandang, berhati-hati terhadap informasi yang diterimanya
serta bersifat terbuka.
3. Agar
anak-anak mendapatkan penngetahuan dan informasi ilmiah yang lebih
baik dan dapat dipercaya, artinya informasi yang diperoleh anak
berdasarkan pada standar keilmuan yang semestinya, karena informasi yang
disajikan merupakan hasil temuan dan rumusan yang obyektif serta sesuai
dengan kaidah-kaidah keilmuan yang menaunginya.
4. Agar anak lebih berminat dan tertarik untuk menghayati sains yang berada dan ditemukan di lingkungan dan alam sekitarnya.
Pembelajaran sains untuk anak usia dini difokuskan pada pembelajaran mengenai diri sendiri, alam sekitar dan gejala alam. Pembelajaran Sains pada anak usia dini memiliki beberapa tujuan, diantaranya yaitu :
Pembelajaran sains untuk anak usia dini difokuskan pada pembelajaran mengenai diri sendiri, alam sekitar dan gejala alam. Pembelajaran Sains pada anak usia dini memiliki beberapa tujuan, diantaranya yaitu :
1. Membantu anak usia dini untuk dapat mengenal dan memupuk rasa cinta kepada alam sekitar sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.
2.
Membantu menumbuhkan minat pada anak usia dini untuk mengenal dan
mempelajari benda-benda serta kejadian di lingkungan sekitarnya.
3.
Membantu melekatkan aspek-aspek yang terkait dengan keterampilan proses
sains, sehingga pengetahuan dan gagasan tentang alam sekitar dalam diri
anak menjadi berkembang.
4. Menfasilitasi
dan mengembangkan sikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri,
bertanggung jawab, bekerjasama dan mandiri dalam kehidupannya.
5. Membantu anak agar mampu menggunakan teknologi sederhana & konsep sains yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang di temukan dalam kehidupan sehari-hari.
6.
Membantu anak agar mampu menerapkan berbagai konsep sains untuk
menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan
sehari-hari.
7. Membantu
anak dalam pengenalan dan penguasaan fisika dasar/sains seperti
melakukan eksplorasi/penyelidikan dan percobaan sederhana dengan
berbagai benda (air, angina, api dan magnet).
Berdasarkan tujuan tersebut, jelaslah bahwa pengembangan pembelajaran sains bukan saja membina domain kognitif anak saja, melainkan membina aspek afektif dan psikomotor secara seimbang, bahkan lebih jauh diharapkan dengan mengembangkan pembelajaran sains yang memadai (adequate) akan menumbuhkan kreativitas dan kemampuan berfikir kritis yang semuanya akan sangat bermanfaat bagi aktualisasi dan kesiapan anak untuk menghadapi perannya yang lebih luas dan kompleks pada masa akan datang.
Dalam pembelajaran sains anak mencoba melakukan proses antara lain :
Berdasarkan tujuan tersebut, jelaslah bahwa pengembangan pembelajaran sains bukan saja membina domain kognitif anak saja, melainkan membina aspek afektif dan psikomotor secara seimbang, bahkan lebih jauh diharapkan dengan mengembangkan pembelajaran sains yang memadai (adequate) akan menumbuhkan kreativitas dan kemampuan berfikir kritis yang semuanya akan sangat bermanfaat bagi aktualisasi dan kesiapan anak untuk menghadapi perannya yang lebih luas dan kompleks pada masa akan datang.
Dalam pembelajaran sains anak mencoba melakukan proses antara lain :
« Mengamati, yaitu melihat dan memperhatikan dengan teliti.
« Menggolongkan, yaitu membagi-bagi atas beberapa golongan.
« Mengukur, yaitu menghitung ukurannya (panjang, besar, luas, tinggi, dsb) dengan alat tertentu.
« Menguraikan, yaitu melepaskan hubungan bagian-bagian dari induk atau pusatnya.
« Menjelaskan, yaitu menerangkan; menguraikan secara terang.
« Mengajukan pertanyaan-pertanyaan penting tentang alam.
« Merumuskan problem, yaitu menyebutkan (menyimpulkan) suatu masalah dengan ringkas dan tepat.
« Merumuskan
hipotesis, yaitu menyebutkan (menyimpuklan) sesuatu yang dianggap benar
untuk alasan atau pengutaraan pendapat, meskipun kebenarannya masih
harus dibuktikan; anggapan dasar.
« Merancang
penyelidikan termasuk eksperimen, yaitu membuat percobaan yang
bersistem dan berencana untuk membuktikan kebenaran suatu teori.
« Mengumpulkan
dan menganalisis data, yaitu mengumpulkan dan melakukan penyelidikan
terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.
« Menarik kesimpulan yaitu mengambil keputusan yang diperoleh dari pembelajaran.
TAHAPAN USIA DALAM PENGEMBANGAN SAINS
Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan belajar sains kepada anak sangat tergantung pada pengalaman, usia dan tingkat perkembangannya. Beberapa indikator disetiap usia dibawah ini :
TAHAPAN USIA DALAM PENGEMBANGAN SAINS
Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan belajar sains kepada anak sangat tergantung pada pengalaman, usia dan tingkat perkembangannya. Beberapa indikator disetiap usia dibawah ini :
1) Usia 3-4 Tahun
« Mulai menjelajah dan melakukan penelitian terhadap apa yang dilihat di sekitar lingkungannya.
« Lebih
menyukai aktivitas fisik dan penjelajahan melalui panca indera.
Bagaimanapun mereka sudah mulai mampu untuk menerina informasi yang
mempunyai hubungan langsung dengan pengalaman yang dia dapat dari
percakapan atau dari buku-buku dengan tulisan sederhana.
« Mulai menyukai ilmu pengetahuan dan mau bekerja sama dengan orang dewasa
« Banyak bertanya tentang apapun tetapi tidak pernah puas dengan jawaban yang diberikan.
« Mulai berkembang kemampuan bahasanya.
« Belajar
jadi lebih mudah, dimana mereka sudah mulai mengerti aktivitas yang
akan dia kerjakan dan mulai percaya pada orang dewasa.
2) Usia 4-5 Tahun
« Anak-anak mulai mengerti tentang banyak hal berupa informasi yang berhubungan dengan apa yang terjadi di dunia sekitarnya.
« Mulai memahami apa maksud penelitian dan menjedi lebih bermakna dan menemukan penjelajahan mereka.
« Mulai memyeleksi aktivitas yang dilakukan.
« Mulai mampu membuat perkiraan-perkiraan terhadap berbagai peristiwa yang akan terjadi.
« Suka memikirkan penjelasan dari apa yang mereka teliti baik itu fakta ataupun imajinasi/fantasi.
« Menikmati percakapan dengan anak-anak lain dan mulai secara spontan berbagi dan mengambil keputusan.
« Memahami percakapan dengan yang lain, seperti mereka bermain dan melakukan percobaan.
« Mulai menggunakan gambaran untuk mewakili dan mengungkapkan ide-ide.
« Senang melihat buku-buku dan pura-pura membacanya.
3) Usia 5-6 Tahun
« Anak
mampu merencanakan penelitian yang berhubungan dengan pemecahan
masalah, seperti ketika mencari jawaban bagaimana cara hewan berkembang
biak ?
« Dapat mengikuti tiga tahap tujuan dan menikmati beberapa penelitian langsung dari guru.
« Memiliki
perhatian yang lama untuk berbagai aktivitas sains, mereka mulai dapat
menikmati kegiatan yang dilakukan dalam kurun waktu beberapa hari.
« Bekerja sama bersama-sama dengan lima atau enam anak.
« Tertarik
pada buku-buku yang yang berhubungan dengan aktivitas dari praktek
sains dengan beberapa ilustrasi-ilustrasi berupa gambar.
« Mulai
dapat memahami beberapa konsep sains yang bersifat abstrak, tetapi
tetap dengan contoh-contoh nyata yang kongkrit dan praktek langsung.
« Senang menggunakan gambar-gambar dan menulis berbagai pengalaman yang mereka dapatkan dalam praktek sains yang telah dilakukan.
Contoh Pembelajaran Sains Untuk Anak PAUD
Contoh Pembelajaran Sains Untuk Anak PAUD
1. Lukisan.
Lukisan jari membantu anak-anak belajar untuk melihat dengan ujung jari
mereka dan menunjukkan konsep difusi warna saat mereka membersihkan
tangan mereka. Bentuk dapat dikenali dengan mengecat dengan buah dan
benda-benda asing.
2. Pusat
Air. Konsep seperti volume dan konservasi mulai digenggam ketika anak
mengukur dengan air dan pasir. Apung bisa dieksplorasi dengan perahu dan
tenggelam dan objek mengambang.
3. Blok.
Blok adalah cara yang baik untuk memperkenalkan anak-anak terhadap
gesekan, gravitasi, dan mesin sederhana. Leverage dan efisiensi dapat
diperkuat dengan woodworking.
4. Buku.
Banyak buku meliputi konsep ilmiah saat bercerita. Buku dengan gambar
memberikan pandangan dari hal-hal asing dan menyimpulkan dan
mendiskusikan.
5. Musik.
Anak-anak mari mengalami pergerakan udara terhadap tubuh mereka.
Hambatan udara juga dapat ditunjukkan dengan menari dengan syal.
6. Playground.
Bermain dapat memberikan kesempatan untuk memprediksi cuaca, praktek
balancing, dan pengalaman gesekan. Di dunia nyata ilmu pengetahuan
terintegrasi baik terutama dengan membaca dan menulis. Kata-kata dasar,
objek menebak, grafik pengalaman, menulis cerita, dan bekerja dengan
sensasi taktil semua mendorong perkembangan literasi awal (angka 7-3 dan
7-4).
7. Mengamati peternakan semut. di mana ruang bawah tanah yang terlihat.
8. Percobaan dengan balon dan udara. Membantu anak-anak memahami bahwa semua ruang dipenuhi dengan sesuatu.
9. Bekukan air dan mengamati bahwa dibutuhkan lebih banyak ruang ketika membeku daripada waktu cair.
10. Mengamati
fase perubahan bulan. Beberapa anak yang lebih tua mungkin dapat
menggunakan model bumi, bulan, dan matahari untuk menjelaskan fase ini.
Anak-anak muda dapat mengamati dan menarik fase.
11. Mengamati
ukuran. dari berbagai bahan sebelum dan sesudah proses berbeda
diterapkan. Misalnya, wortel lebih kecil setelah mengering, adonan untuk
roti lebih kecil sebelum dimasak, dan sebagainya.
12. Kapur Barus Lompat
13. Telur ajaib
14. Penggabungan warna
15. Magnet
16. Paru paru plastik
17. Bermain rasa
18. Meniup air berwarna lalu ditaruh kertas di atasnya
19. Es batu dimasukkan ke dalam gelas plastik yang berisi air penuh untuk melihat apakah airnya tumpah
20. Membuat mentega dari susu cream cair
21. Mencampur
tepung jagung dengan tapioka dan gandum untuk melihat campuran-campuran
itu padat atau cair atau bagaimana jika diberi sedikit air perubahan
apa yang terjadi?
22. Piringan berputar
Piringan
berupa plastik agak tebal dibentuk melingkar dapat diberi gantungan
benda-benda dengan tali di tepi-tepi sekeliling piring. Anak usia 8 - 12
bulan menyenangi mainan semacam ini karena merangsang daya visual anak
dalam mengamati benda- benda yang bergerak.
23. Ular kaleng
Kaleng-kaleng
bekas dengan ukuran sama diisi dengan biji-bijian dimasukkan ke dalam
bekas stocking yang panjang. Kaleng dimasukkan dalam stocking secara
berselang-seling dengan potongan kertas (kawul). Jadi susunannya berupa
kaleng – kawul – kaleng – kawul dst. Anak senang menekan-nekan permukaan
kaleng yang keras kemudian kawul yang lunak dan membunyikan
kaleng-kaleng itu.
24. Mainan dari kertas daur ulang
Dari
bahan bubur kertas di atas, dapat diolah menjadi bentuk-bentuk lain
seperti boneka, buah, binatang, dll. Bubur kertas tadi diperas sampai
kering kemudian dicampur dengan lem dan dibentuk sesuai keinginan.
Boneka beruang di atas di dalamnya berisi botol minuman yakult yang
sudah tidak terpakai dan diisi dengan biji-bijian, kemudian dibungkus
bubur kertas. Setelah kering dapat dicat atau ditaburi dengan
serbuk-serbuk tertentu.
MATERI SAINS BAGI ANAK USIA DINI
Ada beberapa materi sains yang sesuai untuk anak prasekolah terutama usia 5-6 tahun. Pembelajaran topik-topik sains hendaknya lebih bersifat memberikan pengalaman tangan pertama (first-hand experience) kepada anak, bukan mempelajari konsep sains yang abstrak. Selain itu pembelajaran sains hendaknya mengembangkan kemampuan observasi, klasifikasi, pengukuran, menggunakan bilangan dan mengidentifikasi hubungan sebab akibat. Materi tersebut antara lain :1. Mengenal Gerak :
Anak
sangat senang bermain dengan benda-benda yang dapat bergerak, memutar,
menggelinding, melenting, atau merosot. Ada beberapa kegiatan untuk
mengenalkan anak dengan gerakan, antara lain :
a. Menggelinding dan bentuk benda
Materi
ini menyadarkan anak akan sebab-sebab timbulnya gerakan pada benda.
Kemiringan papan, bentuk benda silindris dan kotak, halus kasarnya
permukaan benda ikut mempengaruhi kecepatan gerakan. Materi ini juga
dapat melatih kemampuan observasi.
b. Menggelinding dan ukuran benda
Bermain
dengan cara menggelindingkan benda-benda dengan berbagai ukuran akan
membantu siswa untuk mengenal bahwa besar kecil, berat ringannya suatu
benda akan mempengaruhi gerak benda tersebut. Materi ini juga melatih
kemampuan observasi pada anak.
2. Mengenal Benda Cair :
Bermain
dengan air merupakan salah satu kesenangan anak. Pendidik dapat
mengarahkan permainan tersebut agar anak dapat memiliki berbagai
pengalaman tentang air. Air senantiasa menyesuaikan bentuknya dengan
bentuk wadahnya. Air mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat
yang lebih rendah atau dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang
bertekanan rendah. Berbagai kegiatan dengan air, antara lain :
a. Konservasi volume
Kegiatan
ini merupakan cara untuk melatih anak memahami isi atau volume benda
cair. Anak Pra-operasional belum dapat memahami konservasi volume
(Piaget 1972). Oleh karena itu memperkenalkan anak dengan bejana yang
dapat diisi akan membantu anak memahami konservasi volume. Sambil
mengisi botol besar, lalu memindahkan ke botol yang lebih kecil dan
sebaliknya, anak belajar mengunakan bilangan untuk menghitung banyaknya
air yang dimasukkan ke botol tersebut. Anak juga akan berlatih memahami
pengertian lebih banyak dan lebih sedikit. Kegiatan ini sebaiknya
dilakukan di luar kelas. Agar tidak basah, sebaiknya anak diminta
memakai rompi plastik.
b. Tenggelam dan terapung
Kegiatan
ini dapat dilakukan di kelas atau di luar kelas. Jika di kelas, beri
alas plastik dan koran agar air tidak membasahi tempat. Tujuan kegiatan
ini adalah agar anak diberi pengalaman bahwa ada benda yang tenggelam
dan ada yang terapung. Anak sering mengira benda yang berukuran kecil
terapung dan yang besar tenggelam. Tenggelam atau terapung tidak
ditentukan oleh ukuran benda melainkan oleh berat jenis benda.
c. Membuat benda terapung
Tujuan
kegiatan ini adalah untuk mengenalkan pada anak bahwa benda yang
tenggelam dapat dibuat terapung. Dari kegiatan ini pula anak akan
memahami, mengapa perahu yang berat dapat terapung.
d. Larut dan tidak larut
Sebagian
benda larut ke dalam air dan sebagian lagi tidak. Gula, garam dan warna
pada teh larut dalam air sehingga akan membentuk larutan. Jika larutan
dibiarkan, maka akan membentuk endapan, kecuali jika airnya diuapkan
semua. Benda lain tidak larut dalam air, seperti tepung, pasir dan
minyak. Jika benda tersebut dicampur dengan air maka tidak akan
membentuk larutan, tetapi membentuk campuran. Campuran kelihatan tidak
homogen dan jika diendapkan, maka akan terlihat adanya endapan.
e. Air mengalir
Air
mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah karena
gravitasi bumi. Air dari tempat yang lebih rendah dapat dialirkan ke
tempat yang lebih tingi dengan menambah tekanan, misalnya dengan pompa
air. Anak sangat senang bermain dengan air mengalir dan memperoleh
pengalaman langsung yang kelak akan berguna untuk mempelajari sains.
f. Mengenal sifat berbagai benda cair
Melalui
kegiatan ini anak diperkenalkan bahwa benda cair itu bermacam-macam,
tidak hanya air. Benda-benda cair itu juga memiliki sifat yang berbeda.
3. Mengenal Timbangan (Neraca) :
Neraca
sangat baik untuk melatih anak menghubungkan sebab akibat karena
hasilnya akan nampak secara langsung. Jika beban di satu lengan
timbangan ditambah, maka beban akan turun. Demikian pula jika beban
digeser menjauhi sumbu. Berbagai benda memiliki massa jenis berbeda.
Kapas dan spons memiliki massa jenis yang lebih kecil dibanding besi dan
batu, meskipun batu dan besi ukurannya kecil tetapi akan lebih berat
dari kapas atau spons.
4. Bermain Gelembung Sabun :
Anak
sangat menyukai bermain dengan gelembung sabun. Dengan menambahkan satu
sendok gliserin pada dua liter air, larutan sabun, akan diperoleh
larutan yang sabun yang menakjubkan yang dapat digunakan untuk membentuk
gelembung raksasa, jendela kaca, atau bentuknya lainnya dari busa.
5. Mengenal Benda-Benda Lenting :
Benda-benda
dari karet pada umumnya memuliki kelenturan sehingga mampu melenting
jika dijatuhkan. Demikian pula benda dari karet yang diisi udara, seperi
bola basket, bola voli dan bola plastik. Anak sangat senang bermain
dengan benda-benda tersebut.
6. Mengenal Binatang :
Binatang
merupakan makhluk yang menarik bagi anak-anak karena mampu merespon
rangsang. Anjing, misalnya mampu mengembalikan benda-benda yang
dilemparkan pemiliknya. Anak kucing akan mengejar dan menerkam
benda-benda yang bergerak. Meskipun masih diperdebatkan dari segi
sanitasi dan higienisnya, memelihara hewan peliharaan dapat
mengembangkan rasa kasih dan sayang pada anak. Melalui binatang anak
akan belajar banyak tentang makhluk tersebut. Oleh karena itu di
negara-negara maju, kebun binatang dilengkapi dengan pojok sains (sains
center) dimana anak dapat berinteraksi dengan binatang yang jinak dan
bersih sambil mempelajarinya. Ada beberapa keuntungan yang diperoleh
anak jika berinteraksi dengan binatang. Pertama, anak belajar mengenal
dan menghargai makhluk hidup, ia belajar bahwa makhluk hidup memerlukan
makanan, papan dan kasih sayang. Kedua, anak belajar untuk menyayangi
binatang yang pada akhirnya akan menumbuhkan rasa kasih sayang pada
makhluk hidup.
RAMBU-RAMBU KEGIATAN SAINS UNTUK ANAK
Ada beberapa jenis keterampilan sains dapat dilatihkan pada anak usia dini ;
1) Mengamati.
Caranya, ajak anak-anak mengamati fenomena alam yang terjadi di
sekeliling kita. Dimulai dari yang paling sederhana. Misalnya, mengapa
es bisa mencair? Mengapa ada siang dan malam, dan sebagainya.
2) Mengelompokkan.
Dalam hal ini, anak diminta untuk menggolongkan benda sesuai kategori
masing-masing. Misalnya kelompok bunga-bungaan, kelompok biji-bijian,
kelompok warna yang sama, dan lain sebagainya.
3) Memprediksi.
Misalnya, berapa lama es akan mencair, berapa lama lilin akan meleleh,
berapa lama air yang panas akan menjadi dingin, dst.
4) Menghitung.
Kita mendorong anak untuk menghitung benda-benda yang ada di
sekeliling, kemudian mengenalkan bentuk-bentuk benda kepadanya.
Jadi, sains dan matematika sebenarnya dapat diperkenalkan kepada anak sejak usia dini. Tentu dengan memperhatikan cara dan bahasa penyampaiannya, serta disesuaikan dengan umur dan perkembangan si anak.
Kegiatan
pengenalan sains untuk anak prasekolah sebaiknya disesuaikan dengan
tingkat perkembangan anak. Guru atau pendidik hendaknya tidak
menjejalkan konsep sains kepada anak, tetapi memberikan kegiatan
pembelajaran yang memungkinkan anak menemukan sendiri fakta dan konsep
sederhana tersebut. Teori Experimental Learning dari Carl Roger
mengisyaratkan pentingnya pembelajaran yang sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan anak. Menurutnya anak secara alamiah dengan kapasitas dan
kemauan untuk belajar. Fungsi pendidik hanyalah memfasilitasi dan
membantu agar anak dapat belajar secara optimal. Menurut Piaget (1972)
anak prasekolah usia 4-6 tahun berada pada fase perkembangan pra
operasional dan menuju konkret operasional. Untuk itu kegiatan sains
sebaiknya disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan karakteristik anak
tersebut.
Berikut ini merupakan rambu-rambu yang dapat menjadi acuan dalam pembelajaran sains :
1. Bersifat Konkrit :
Benda-benda
yang digunakan bermain dalam kegiatan pembelajaran adalah benda yang
konkrit (nyata). Pendidik tidak dianjurkan untuk menjejali anak dengan
konsep-konsep abstrak. Pendidik sebaiknya menyediakan berbagai benda dan
fasilitas lainnya yang diperlukan agar anak dapat menemukan sendiri
konsep tersebut.
2. Hubungan Sebab Akibat Terlihat Secara Langsung :
Anak
usia 5-6 tahun masih sulit menghubungkan sebab akibat yang tidak
terlihat secara langsung karena pikiran mereka yang bersifat
transduktif. Anak tidak dapat menghubungkan sebab-akibat yang tidak
terlihat secara langsung. Jika anak melihat peristiwa secara langsung,
membuat anak mampu mengetahui hubungan sebab akibat yang terjadi. Sains
kaya akan kegiatan yang melatih anak menghubungkan sebab akibat.
3. Memungkinkan Anak Melakukan Eksplorasi :
Kegiatan
sains sebaiknya memungkinkan anak melakukan eksplorasi terhadap
berbagai benda yang ada disekitarnya. Pendidik dapat menghadirkan objek
dan fenomena yang menarik ke dalam kelas. Misalnya guru menghadirkan
induk kucing dengan anaknya, atau ulat yang akan menjadi kepompong. Anak
akan merasa senang memperhatikan perilaku dan perubahan yang terjadi
terhadap binatang tersebut. Bermain dengan air, magnet, balon, suara
atau bayang-bayang akan membuat anak sangat senang. Anak juga akan dapat
menggunakan hampir semua panca inderanya untuk melakukan eksplorasi
atau penyelidikan.
4. Memungkinkan Anak Menkonstruksi Pengetahuan Sendiri :
Sains
tidak melatih anak untuk mengingat berbagai objek, tetapi melatih anak
mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan objek tersebut. Oleh karena itu,
kegiatan pengenalan sains tidak cukup dengan memberitahu definisi atau
nama-nama objek, tetapi memungkinkan anak berinteraksi langsung dengan
objek dan memperoleh pengetahuan dengan berbagai inderanya dari objek
tersebut. Oleh sebab itu sangat tidak tepat jika memperkenalkan anak
berbagai objek melalui gambar atau model. Anak membutuhkan objek yang
sesungguhnya.
5. Memungkinkan Anak Menjawab Persoalan ”Apa” Dari Pada ”Mengapa” :
Keterbatasan
anak menghubungkan sebab akibat menyebabkan anak sulit menjawab
pertanyan ”mengapa”. Pertanyaan tersebut harus dijawab dengan logika
berfikir sebab akibat. Jika anak bermain dengan air di pipa lalu anak
ditanya ”apa yang akan terjadi jika ujung pipa dinaikkan?”. Anak dapat
menjawab, ”air akan mengalir melalui ujung yang lain yang lebih rendah.”
tidak perlu anak ditanya ”mengapa jika ujung ini dinaikkan, air akan
mengalir ke ujung yang lebih rendah”? Hal itu tidak akan dapat dijawab
oleh anak. Sering anak menerjemahkan pertanyaan “mengapa” dengan ”untuk
apa”, sehingga pertanyaan mengapa akan dijawab ”agar” atau ”supaya”.
6. Lebih Menekankan Proses Daripada Produk :
Melakukan
kegiatan eksplorasi dengan benda-benda akan sangat menyenangkan bagi
anak. Anak tidak berfikir apa hasilnya. Oleh sebab itu guru tidak perlu
menjejali anak dengan berbagai konsep sains atau mengharuskan anak untuk
menghasilkan sesuatu dari kegiatan anak. Biarkan anak secara alami
menemukan berbagai pengertian dari interaksinya bermain dengan berbagai
benda. Dengan kata lain proses lebih penting daripada produk.
7. Memungkinkan Anak Menggunakan Bahasa Dan Matematika :
Pengenalan
sains hendaknya terpadu dengan disiplin ilmu yang lain, seperti bahasa,
matematika, seni dan atau budi pekerti. Melalui sains anak melakukan
eksplorasi terhadap objek. Anak dapat menceritakan hasil eksplorasinya
kepada temannya (bahasa). Anak melakukan pengukuran, menggunakan
bilangan, dan membaca angka (matematika). Anak dapat juga menggambarkan
objek yang diamati dan meawarnai gambarnya (seni). Anak juga diajarkan
mencintai lingkungan atau benda disekitarnya (budi pekerti).
8. Menyajikan Kegiatan Yang Menarik (The Wondwer Of Science) :
Sains
menyajikan berbagai percobaan yang menarik seperti sulap. Anak-anak
yang masih memiliki pikiran magis (imagical reasoning) akan sangat
tertarik dengan keajaiban tersebut. Misalnya air susu dicampur air sabun
dan diberi tiga macam pewarna makanan, lalu diaduk. Dengan menambahkan
sedikit air soda, anak akan melihat air berbuih dan mengeluarkan
gelembung seperti mendidih, menampilkan air warna warni yang menarik.
Berikut Contoh Materi Kegiatan Sains Yang Dihubungkan DG TEMA
Berikut Contoh Materi Kegiatan Sains Yang Dihubungkan DG TEMA
No
|
TEMA
|
Sub. Tema
|
Kegiatan Sains
|
Bahan
|
1
|
Aku Anak Sehat / Diri Sendiri/ AKU/ Diriku
|
Identitas
|
Mengenal perbedaan anak laki – laki dan anak perempuan
|
Boneka, gambar atau anak langsung
|
Tubuhku
|
Pengukuran berat badan, tinggi badan
Stempel/ cap lima jari/ telapak tangan
|
Alat pengukur tinggi badan / timbang badan
Bak stempel, tinta, kertas, telapak tangan
| ||
Panca indera
|
Mengenal macam – macam rasa
Mengenal macam suara
|
Cabe,kopi,gula,garam,cuka/asam
Suara nyaring, pelan, sedang
| ||
Kesukaan
|
Bermain Bola / menggelindingkan bola
|
Bola
| ||
2
|
Kebutuhanku
|
Makanan/minuman
|
Menyebutkan dan mengurutkan asal nasi
|
Gambar
|
Pakaian
|
Menyebutkan dan mengurutkan asal mula baju/ pakaian
|
Gambar
| ||
Kesehatan
|
Membuat susu
|
Susu, air hangat, gula
| ||
3
|
Lingkunganku
|
Rumahku
|
Mengenal ukuran (mengurutkan gambar rumah dari yang terkecil sampai terbesar)
|
Gambar rumah
|
Sekolahku
|
Membuat hiasan kelas (finger painting)
|
Kertas, pasta kreatif
| ||
4
|
Binatang
|
Binatang udara
|
Menyebutkan dan mengurutkan metamorfosis kupu-kupu
|
gambar
|
Binatang darat
|
Menyebutkan dan mengurutkan siklus hidup ayam
|
gambar
| ||
Binatang air
|
Mengamati dan mengelompokkan ikan berdasarkan jenisnya
|
Ikan, akuarium
| ||
5
|
Tanaman
|
Tanaman sayur
|
Praktek langsung menaman jagung
|
Gelas plastic, kapas, air, jagung
|
Tanaman buah
|
Praktek langsung membuat sup buah
|
Sop Buah,Air,Gelas/ Mangkok ,SendokSusu/Sirup,Gula
,Apel,Anggur Mangga dan nangka | ||
Tanaman bunga
|
Mengklasifikasi bunga berdasarkan warna
|
Macam – macam bunga yang mempunyai warna merah, kuning, ungu)
| ||
Tanaman obat
|
Membedakan macam bau dari tanaman obat (kencur, jahe, kunyit)
|
Tanaman obat
|
Demikianlah postingan tentang Contoh Pembelajaran Sains untuk Anak PAUD yang bisa
diberikan pada tema/ sub tema semester 1. Kegiatan sains ini bisa anda kembangkan
sendiri disesuaikan dengan kondisi TK masing – masing. Tetap semangat dan berani mencoba.
terimkasih ya Bunda untuk materiya yang sudah sangat membantu untuk memprektekkan sains untuk anak usia dini
BalasHapus